TfYpGSdiGSG6TUC6GSroTpOoGi==
Light Dark
Pembukaan Hutan untuk Pangan Kerjasama Pemkab Situbondo dan Perhutani, Dinilai Akan Rusak Alam

Pembukaan Hutan untuk Pangan Kerjasama Pemkab Situbondo dan Perhutani, Dinilai Akan Rusak Alam

×
Pembukaan Hutan untuk Pangan 
Kerjasama Pemkab Situbondo dan Perhutani, Dinilai Akan Rusak Alam
SITUBONDO.XPOSENEWS.COM
Ketahanan pangan dan kelestarian hutan saling terkait erat. Hutan memainkan peran penting dalam menyediakan sumber pangan, air, dan berbagai kebutuhan lain bagi masyarakat. Kerusakan hutan, seperti deforestasi, dapat mengganggu ketahanan pangan dengan mengurangi produktivitas pertanian, merusak siklus air, dan menyebabkan degradasi lahan. 

Pentingnya menjaga hutan,
Menjaga hutan lestari adalah bagian integral dari upaya mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. 

Rencana pemerintah daerah kabupaten (Pemkab) Situbondo untuk membuka kerjasama pertanian dengan pihak Perhutani memanfaatkan kawasan hutan untuk program ketahanan pangan, menuai kritik karena dikhawatirkan akan merusak hutan dan berpotensi merugikan ketahanan pangan. 

Gerakan Independen Peduli Sumberdaya Alam Indonesia (GIPSI) memandang ketahanan pangan tidak dapat dipisahkan dari kelestarian hutan. Menjaga hutan lestari adalah kunci untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, beragam, dan terjangkau bagi masyarakat. 

Edi Siroto sekretaris GIPSI melihat. Rencana pemkab Situbondo untuk membuka kawasan hutan dengan sistem perjanjian kerjasama (PKS) dengan pihak Perhutani untuk kebutuhan ketahanan pangan, dinilai bakal menimbulkan merusak hutan itu sendiri.

"Bupati Situbondo harus melihat dampak positif dan negatifnya bila petani melakukan PKS terkait kawasan hutan, terutama dikawasan hutan lindung untuk program ketahanan pangan nasional, karena akibat tata kelola kawasan hutan yang buruk, serta kurangnya edukasi petani terhadap dampak lingkungan ini akan menjadi masalah, mereka lebih mementingkan pertaniannya daripada hutannya dan itu akan berpotensi adanya pelanggaran hukum pidana dan Undang-undang kehutanan, kabupaten Situbondo sebagai kawasan hilir selalu menerima dampak banjir bandang yang merugikan masyarakat dan kerusakan infrastruktur negara aset pemda. Terang Edi Minggu (4/5/2025).
 
Hutan untuk proyek pangan, adalah sebuah kekeliruan. Ketahanan pangan itu adalah meningkatkan pertanian, pemkab Situbondo bisa mengambil terobosan jitu untuk meningkatkan hasil pertanian masyarakat, bukan membuka kawasan hutan.

Padahal kehadiran hutan sangat penting untuk melawan krisis iklim global yang akhirnya akan mengganggu pangan, energi, dan air. 

Menurut catatan GIPSI, deforestasi kawasan hutan di wilayah pangkuan kerja Perhutani KPH Bondowoso dan Situbondo. Di sisi lain, Edi berujar ekosistem hutan jika dikelola dengan tepat justru bisa menjadi sumber pangan, energi, dan air serta Hutan karbon produktif, adalah konsep pengelolaan hutan yang berfokus pada peningkatan stok karbon di dalam hutan sambil tetap menghasilkan nilai ekonomi melalui pengelolaan hutan secara berkelanjutan.

"Hutan menjadi sumber air dan sumber pangan. Akan banyak pangan yang hilang jika hutannya rusak. Serta hutan juga sumber energi karena hutan menghasilkan air dan karbon salah satunya," kata Edi Siroto.

Selama ini potensi hutan belum dimanfaatkan secara maksimal untuk mencukupi kebutuhan air, khususnya kawasan hutan lindung. Bila hutan lindung kembali kepada fungsi pokoknya sebagai kawasan perlindungan, tanpa di kerjasamakan dengan masyarakat untuk perkebunan dan pertanian, hutan lindung akan menjadi penyeimbang pertanian dan mencegah banjir dan longsor yang manfaatnya jauh lebih besar dari hanya sekedar di dikomersilkan yang berdampak buruk terhadap kelestarian alam. 

"Belum apa-apa, hutan sudah dirusak, kami miris melihat alat negara seperti TNI-Polri dimana setiap musim hujan mereka selalu berjibaku untuk membersihkan lumpur dan mengevakusi warga akibat menjadi korban banjir bandang, Se akan-akan banjir bandang telah menjadi agenda rutin di kabupaten Situbondo." Tegas Edi Siroto Pemerhati Lingkungan hidup dan Kehutanan GIPSI.

(Ari-Red)

0Komentar

SPONSOR